Winda Karunadita Ajarkan Kita Tentang Arti Perjuangan dan Berbagi Antar Sesama

Author Image
Author Social Media :

Berbagi antara sesama adalah prilaku yang sangat tidak semua orang dapat melakukannya. Terlebih lagi dia adalah seorang disabilitas yang dianggap tidak mampu untuk berbagi. Hal ini dapat ditepis oleh Winda Karunadhita seorang pelaku seni asal Bali yang mengalami kelainan genetik yang mengakibatkannya mengalami kelumpuhan. Keterbatasan tidak menghalangi Winda untuk berbagi kepada sesama.

 

Winda berjuang untuk menjadi produktif sejak mengidap kelainan genetik pada usia sekolah dasar. Meskipun lahir normal, Winda dan kakaknya, Putu Agus Setiawan, serta almarhum adiknya mengalami perubahan serupa saat masih kecil. Kondisi finansial yang tidak memungkinkan membuat mereka tidak bisa melanjutkan pengobatan.

 

Sang ibu Ni Komang Warsiki tetap giat mendidik anak-anaknya untuk belajar menulis, membaca, dan berkarya dari bakat yang dimiliki. Apalagi sepeninggal ayahnya, Ketut Punia, pada 2014, Winda membantu ibunya yang kerja serabutan hingga akhirnya menjadi tulang punggung keluarga, Winda Karunadhita mencoba mengambil alih tanggung jawab. Winda mulai melukis pada 2015, yang paling kuat meng­gerakkan dia untuk mendalami seni lukis adalah kepergian ayahnya. Lukisan menjadi jalan keluar dari berbagai persoalan yang paling memungkinkan bagi dia

.

Mendapat dukungan seorang pengusaha asal Bali, yang membantu Winda untuk memenuhi kebutuhan alat-alat lukis, Winda mulai belajar melukis. Dirumah Winda belajar secara otodidak melatih keterampilannya. Setiap hari dia menggores kanvas melukis apa saja.

Kelainan itu membuat otot lengan Winda terus melemah. Karena itu, kemampuan lengannya untuk bergerak sema­kin hari kian terbatas. ”Saat melukis, saya harus meme­gangi tangan kanan dengan tangan kiri,” kata winda.

Keterbatasan itu memang membikin Winda kesulitan. Namun, dia tak lantas kehilangan semangat. Motivasilah yang mendorongnya terus bergerak menuntun Winda menemukan jalan keluar. Seiring berjalannya waktu, namanya kian bersinar.

 

Aktif pameran di berbagai pameran atau event secara berkelompok atau perorangan. Obyek yang menjadi inspirasi dari lukisan, adalah alam sekitar dan manusia. Lukisannya pun semakin dikenal dan berbagai pameran di ikuti. Banyak karya Winda sudah dimiliki oleh beberapa orang baik skala nasional dan internasional seperti Australia, Belanda, Amerika Serikat.

 

Namun perjalanan hidup tidak membuat Winda lupa tentang hal berbagi. Winda dalam setiap penjualan karyanya selalu menyisihkan hasil yang didapat untuk di berikan kepada yang membutuhkan. Winda bersama kakaknya, Putu Agus Setiawan yang juga seorang disabilitas, membuat Komunitas Cahaya Hati di Bali. Komunitas Cahaya Hati adalah komunitas berbagi untuk sesama di Bali yang di kelola bersama.

 

Praktik baik yang dilakukan oleh Winda, adalah contoh kekuatan hati akan dapat melampaui batas yang dimana setiap orang mengatakan tidak akan mungkin dilakukan jika melihat kondisi mereka. Namun Winda dapat membuktikan tanpa berbicara banyak namun dengan tindakan nyata. [SBD]

Kamu bisa mengikuti kita di sosial media :
Share:
Logo
Loading.Website JDA Yogyakarta